Pipa Distribusi Air dari 12 Mata Air Rusak, Perkiraan Kerugian Sekitar Rp 5,3 Miliar

Hujan deras yang berlangsung sejak beberapa hari terakhir, mengakibatkan kehancuran jaringan pipa.

BANGLI, NusaBali

Perumda Air Minum Tirta Danu Arta (PDAM) Bangli kewalahan dalam memperbaiki jaringan pipa pasca diterjang longsor dan banjir karena hujan lebat. Kerusakan jaringan perpipaan terjadi di sejumlah titik. Kerugian diperkirakan sekitar Rp 5,3 miliar, belum termasuk hitungan hasil penjualan air selama perbaikan. 

Perbaikan tersebut membutuhkan waktu relatif lebih lama. Sejak pipa rusak, para pelanggan air pun tidak mendapat air secara normal. Kerusakan terparah ada di aliran Sungai/Tukad Melangit, Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli. 

Direktur Perumda Air Minum Tirta Danu Arta Bangli Dewa Gede Ratno Suparso Mesi alias Dewa Rono, mengatakan hujan deras yang berlangsung sejak beberapa hari terakhir, mengakibatkan kehancuran jaringan pipa yang mengalirkan air dari 12 sumber mata air. Kerusakan  pipa tersebar di tiga kecamatan yakni, Bangli, Susut dan Tembuku.

Disampaikan, jaringan pipa di empat titik yang dipasang di bantaran Tukad Melangit, diterjang longsor. Jaringan pipa dengan diameter 8 dan 6 inch sepanjang hampir 5 kilometer, hancur. Selain itu, dua bangunan berupa bak penangkap juga rusak parah serta jaringan kabel sepanjang 400 meter, putus.

Dewa Rono yang didampingi Kabag Administrasi dan Keuangan Gusti Agung Sutha Baskara dan Kabag Teknik, Ida Bagus Prenawa, mengatakan kerusakan mengganggu layanan  untuk wilayah kota Bangli, Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kubu, Banjar Kayubihi, Dusun Palaktihing dan Desa Landih. "Akibat kerusakan tersebut kerugian mencapai Rp 2 miliar,” ungkapnya Minggu (9/7). 

Lebih lanjut, kerusakan juga terjadi pada pipa di sumber mata air Tirta Barong. Jaringan pipa sepanjang hampir 1 kilometer hanyut karena meluapnya air sungai Sangsang. Direktur asal Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli ini menyebutkan kerusakan menyebabkan terganggunya layanan di kawasan LC Aya, Kelurahan Bebalang, Jalan Ngurah dan Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli. Diperkirakan, kerusakan menimbulkan kerugian Rp 400 juta. 

"Kerusakan juga terjadi di wilayah Susut, kerusakan terjadi di sumber mata air Empelan Selat dan Galiran. Kondisi ini berimbas pada terganggunya layanan untuk wilayah Desa Selat, Dusun Tanggahan Tengah dan Tanggahan Talangjiwa, Desa Demulih," sambungnya. 

Berikutnya, di wilayah Tembuku, kerusakan terjadi di sumber mata air Tirta Anyar Kedui. Pipa tranmisi diameter 6 inch sebanyak 100 batang diterjang longsor yang menyebabkan terganggunya layanan di Desa Tembuku.

Kerusakan jaringan pipa di sumber mata air Anakan Pande,di Dusun Tambahan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku. Kerusakan jaringan juga terjadi pada sumber mata air Yeh Bulan Pantunan, Kecamatan Tembuku. Bak penangkap dan pipa tranmisi hancur diterjang longsor. Akibat kejasdian tersebut estimasi kerugian mencapai Rp 200 juta. 

Kerusakan jaringan di Dusun Penarukan, Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Tanah longsor menghancurkan sumber produksi yakni fasilitas perpompaan  dan bak penangkap hancur. Estimasi kerugian mencapai Rp 500 juta. "Kami sudah dari awal  atau sejak tanggal 6 Juli kemarin secara semaksimal mungkin melakukan penanganan," ujarnya. 

Diakui, melihat banyaknya titik kerusakan maka dalam penanganan management menggunakan skala prioritas. "Penangan diutamakan untuk wilayah-wilayah yang secara perhitungan kami bisa lebih cepat tertangani. Diperlukan pendanaan sekitar Rp 5,3 miliar. Kami akan berusaha menyelesaikan kerusakan yang terjadi. Perencanaan kami sebelum hari raya Galungan semua kerusakan sudah bisa tertangani,” imbuhnya.

 

VIA NUSABALI.COM : nusabali.com